Senin, 30 Oktober 2017

Biar saja

Untukmu, di langit tanpa batas atas sana

Biar saja.
Jika nanti aku hanya jadi abu-debu dalam tungku perapianku sendiri.
Setidaknya, kayu-kabarnya kuperoleh dari hasil kerjaku sendiri.
Gerak otot dan tulang belulangku sendiri.

Biar saja.
Hancur-lebur tubuh dan jasadku ini!
Jauh lebih penting adalah jiwaku!
Ia akan tetap hidup dan mengamuk, pada setiap mereka yang berpegang teguh pada prinsip kebenaran yang diyakininya.

Biar saja.
Jikaulau orang lain pada sibuk membenci dan mencaci atas kekeras-kepalaan tekadku.
Paling tidak, aku tak pernah numpang hidup dan makan di atas kucuran darah dan keringat saudara-saudaraku.


Sumber: http://www.scari.org/anonymous_magazine.html

Biar saja. Kataku.
Jika memang Tuhan dengan tega mengutuk hidupku.
Masuk-menusuk dalam kegelapan hidup tanpa cahaya.
Asal satu syaratku terpenuhi!
Kau disampingku! Mencintaiku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar